Sabtu, 13 September 2014

Pengantar Penyakit Akibat Kerja

 PENGANTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat bekerjapada kondisi yang tidak nyaman dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Menurut Internasional Labor Organization ( ILO) setiap tahu terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakita atau yang disebabkan oleh pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari250 juta kecelakaan dan sisanya adalah karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya. Masalah kesehatan lain terutama adalah ketulian, gangguan muskulosaltel,gangguan reproduksi dan lain-lain.
Wawasan para pengusaha mengenai kesehatan kerja masih rendah. Itulah sebabnya segala penyakit akibat kerja sering dianggap biasa dan tidak mendapat klaim asuransi. Padahal, banyak penyakit muncul justru di lingkungan kerja, terutama yang berhubungan dengan bahan kimia dan fisika. Untuk itu, masalah penyakit dalam klaim asuransi perlu disempurnakan.
Banyak penyakit akibat kerja tidak bisa mendapatkan klaim asuransi. Sebagai contoh mereka yang bekerja di pabrik sepatu atau garmen. Telapak tangan menjadi kapalan atau gatal-gatal. Tetapi ketika berobat ke dokter pun tidak bisa diklaim ke asuransi karena dianggap hal biasa.Contoh lain, lanjutnya, terjadi di sebuah pabrik yang pernah dikunjunginya. Di situ ada enam karyawan meninggal karena kanker. Tetapi mereka tidak menyadari terjadinya kanker karena berhubungan dengan pekerjaannya.
Daftar penyakit akibat kerja dibagi tiga bagian, antara lain penyakit akibat bahan kimia, fisika, dan biologi; penyakit sistem organ target (pernapasan, kulit, otot rangka) dan kanker akibat kerja.Apabila sebuah perusahaan menggunakan bahan-bahan seperti fosfor, cadmium, mangan, arsenik, merkuri, ozone, selenium, dan bahan kimia lainnya, maka kewajiban perusahaan untuk memberikan preventif dan promosi kepada karyawan tentang akibatnya bagi kesehatan.
Demikian juga dengan akibat bahan fisika, seperti radiasi, kebisingan, getaran, suhu yang ekstrem, dan sebagainya. Sedangkan penyakit akibat bahan biologik di tempat kerja sering kali dari kontaminasi. Bahan kimia pun bisa menjadi pemicu terjadinya kanker prostat, payudara, kanker paru-paru, dan kanker hati.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari penyakit akibat kerja ?
2. Bagaimana cara identifikasi penyakit akibat kerja ?
3. Bagaimana criteria umum penyakit akibat kerja ?
4. Factor apa yang menjadi penyebab penyakit akibat kerja ?
5. Bagaimana cara melakukan diagnose penyakit akibat kerja ?
6. Bagaimana Pencegahan penyakit akibat kerja

C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi penyakit akibat kerja
2. Mengetahui identifikasi penyakit akibat kerja
3. Mengetahui criteria umum penyakit akibat kerja,
4. Mengetahui fakor yang menjadi penyebabnya,
5. cara mendiagnosa penyakit akibat kerja.
6. Mengetahui pencegahan penyakit akibat kerja



BAB II
PEMBAHASAN


1. Defenisi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik factor resiko karena kondisi tempat,peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja , limbah perusahan dan hasil produksi ( Harjono ).Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. 
Penyakit akibat kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Permenaker&trans no.01/1981)
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1.   Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3.  Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4.  Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.

2. Indentifikasi Penyakit Akibat Kerja
a) Pendekatan epidemiologis (komunitas)
Untuk identifikasi hubungan kausal antara pajanan dan penyakit: Kekuatan asosiasi, konsistensi, spesifisitas, hubungan waktu, hubungan dosis
b) Pendekatan klinis (individu)
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja: diagnosis klinis, pajanan yang dialami, hubungan pajanan dengan penyakit, pajanan yang dialami cukup besar, peranan faktor individu, faktor lain di luar pekerjaan, diagnosis PAK atau bukan PAK


3. Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja
Kriteria umum penyakit akibat kerja :
  Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit
 Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi   daripada pada masy. Umum
• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja

4. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

5. Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: 
1. Tentukan Diagnosis klinisnya
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.


2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:
-          Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara khronologis.
-          Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
-          Bahan yang diproduksi.
-          Materi (bahan baku) yang digunakan
-          Jumlah pajanannya
-          Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
-          Pola waktu terjadinya gejala
-          Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa)
-          Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan sebagainya).

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).

4.  Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.

5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang dialami.

6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang di-ketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis.

Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini. Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/ pajanannya memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan dan linkungan kerja.Identifikasi penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan epidemiologis( komunitas ) dan pendekatan klinis ( individu ).Adapun criteria umum dari PAK adalah adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit,adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat umum,dan penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja. Penyebabnya dibagi dalam 4 golongan yaitu golongan fisik, kimia, biologis , fisiologis dan mental psikologis.
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: Tentukan Diagnosis klinisnya , Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini , Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut , Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut , Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi , Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit , buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.
Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pencegahan awal , pencegahan setempat dan penccegahan dini.

B.Saran
Saat ini sekitar 7 dari 100 pekerja penuh ( full time ) yang bekerja di sektor swasta setiap tahunnya mengalami kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Di dunia sekitar 2,8 juta kasus mengakibatkan hilangnya waktu berproduksi dan setiap tahunnya pula 6000 pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan di tempat kerja.
Perencanaan perlu dilaksanakan untuk mengidentifikasi bahaya penilaian pengendalian resiko. Perencanaan harus didokumentasikan dan terus diperbaharui sesuai dengan keadaan. Mengidentifikasikan bahaya, resiko dan implementasi

pencegahan termasuk kegiatan rutin dan non rutin, dan kegiatan setiap personal yang mempunyai akses ke tempat kerja termasuk kontraktor dan tamu. 




DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................  ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii

BAB  I  PENDAHULUAN ..................................................................................  1
A. Latar belakang ...................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................  2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................  2

BAB  II  PEMBAHASAN ....................................................................................  3
1. Defenisi Penyakit Akibat Kerja ..........................................................................  3
2. Identifikasi Penyakit Akibat Kerja .....................................................................  3
3. Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja ...............................................................  4
4. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja ............................................................  4
5. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ........................................................................  4
6. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja..................................................................... 6

BAB  III  PENUTUP ............................................................................................  8
A. Kesimpulan ........................................................................................................  8
B. Saran ..................................................................................................................  8

Daftar Pustaka            9
KATA PENGANTAR


Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa sekalian alam yang maha pengasih dan maha penyayang. Shalawat serta salam senantasa terarah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemimpin para Nabi saya serta umat-umat, keluarga serta sahabat sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Pengantar Penyakit Akibat Kerja”.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Penulisan karya ilmiah. Dalam pembuatan makalah ini terdapat kesulitan dan hambatan. Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikan dikemudian hari. saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan semua. Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.


Gorontalo, 18 Januari 2012
                                                                                                                           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar